MURID ATAU MURAD.

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Pengikut sesuatu tarekat dinamakan Murid, yaitu orang yang menghendaki pengetahuan dan petunjuk dalam segala amal ibadahnya. Murid-murid itu terdiri daripada laki-laki dan perempuan, baik masih belum dewasa maupun sudah lanjut umurnya. Murid-murid itu tidak hanya berkewajiban mempelajari segala sesuatu yang diajarkan atau melakukan segala sesuatu yang dilatihkan guru kepadanya, yang berasal daripada ajaran-ajaran sesuatu tarekat, tetapi harus patuh kepada beberapa adab dan akhlak, yang ditentukan untuknya baik terhadap syeikhnya, baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap dirinya sendiri dan saudara-saudaranya setarekat serta orang-orang Islam yang lain. Segala sesuatu yang bertali dengan itu diperhatikan sungguh-sungguh oleh mursyid sesuatu tarekat, karena kepada kepribadian murid-muridnya itulah bergantung yang terutama berhasil atau tidaknya perjalanan suluk tarekat yang ditempuhnya. Pelajaran-pelajaran sufi dan latihan-latihan tarekat akan kurang faedahnya. Jika pelajaran dan latihan itu tidak berbekas kepada perubahan akhlak dan budi pekerti murid-murid itu.
Yang dimaksud dengan murid adalah individu yang telah melepaskan diri dari daya dan kekuatannya, yang sepenuhnya berserah kepada kehendak sang Mahakuasa sang Mahamutlak yang di tangan-Nya tergenggam kendali segala sesuatu, dari atom sampai galaksi.
Adapun yang dimaksud dengan murad adalah jiwa bahagia yang telah bergerak hanya dengan apa yang diinginkan oleh Allah SWT. dan tertutup sama sekali dari yang selain Dia, sehingga sang hamba tidak lagi memiliki keinginan atau pun hasrat selain ridha Allah SWT. Demikianlah ia menjadi sosok yang diingini dan menjadi perhatian Allah SWT.
Ya, di awal perjalanan sesungguhnya seorang salik adalah murid, sementara di akhir perjalanan ia menjadi murad. Salik adalah murid dalam usahanya untuk memiliki karakter ubudiyahnya, tapi ia menjadi murâd ketika sudah berhasil membentuk hubungannya dengan Allah sebagai sebuah kondisi yang tidak terpisah lagi dari fitrahnya. Salik adalah murid di tengah pencariannya terhadap jalan cinta dan raja`, tapi ia menjadi murâd setelah ia mampu melihat jejak Allah SWT. dalam segala sesuatu. Pada saat itulah seorang salik mengenakan pakaian indah yang terbuat dari "cita-rasa spiritual" (al-dzauq al-rûhâniy) sembari mereguk piala makrifat dan mahabah.
Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ.
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)
Nabi Muhammad saw. bersabda:
”Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Muslim)

